PENSIL DAN SENJA Sudut Pandang Orang Pertama Langit sore itu sangat cerah, birunya begitu ceria, hingga aku ingin sekali berlari ke luar untuk menari di rerumputan hijau yang membentang di pinggiran danau sana. Sungguh menyenangkan dan menenangkan di saat-saat seperti ini. Setelah seharian berkutat dengan semua pekerjaan yang membuat suhu di kepala ini semakin tinggi. Saat ini, aku sedang menghadap keluar jendela kantorku dan menatap birunya langit serta hamparan hijau di pinggiran danau yang sangat indah itu. Entah kenapa ingatanku melayang pada sore satu tahun lalu, di mana aku masih bisa bercanda renyah dengan dia. Padahal, dia mungkin kini sedang berbahagia dengan wanita itu. Ah... pikiran yang aneh. Untuk apa aku memikirkan orang yang sudah tidak perlu dipikirkan lagi. Kembali aku ke meja kerjaku, menatap laptopku dan kembali berusaha untuk fokus bekerja. Tetapi lagi-lagi mataku liar menoleh ke tempat pensil berwarna hijau yang tergantung di depanku. Ada beberapa pena war
Bukan hanya sebatas kata-kata...