Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2019

Pensil dan Senja

PENSIL DAN SENJA Sudut Pandang Orang Pertama Langit sore itu sangat cerah, birunya begitu ceria, hingga aku ingin sekali berlari ke luar untuk menari di rerumputan hijau yang membentang di pinggiran danau sana. Sungguh menyenangkan dan menenangkan di  saat-saat seperti ini. Setelah seharian berkutat dengan semua pekerjaan yang membuat suhu di kepala ini semakin tinggi. Saat ini, aku sedang menghadap keluar jendela kantorku dan menatap birunya langit serta hamparan hijau di pinggiran danau yang sangat indah itu. Entah kenapa ingatanku melayang pada sore satu tahun lalu, di mana aku masih bisa bercanda renyah dengan dia. Padahal, dia mungkin kini sedang berbahagia dengan wanita itu. Ah... pikiran yang aneh. Untuk apa aku memikirkan orang yang sudah tidak perlu dipikirkan lagi. Kembali aku ke meja kerjaku, menatap laptopku dan kembali berusaha untuk fokus bekerja. Tetapi lagi-lagi mataku liar menoleh ke tempat pensil berwarna hijau yang tergantung di depanku. Ada beberapa pena war

Senja Penutup Hari

Senja menawarkan sejuta keindahan Sebagai penutup hari yang disambut keheningan malam Seakan mengatakan pada jiwa yang lelah akan rindu tak berkesudahan... Untuk berehat sejenak... Hingga pagi menjelma.. Dan kembali membawa kehangatan dan harapan...

Sendu

Langit tampak sendu... Sedikit terlihat kelabu... Namun biru tetap berpadu... Hingga indah yang terbenam di kalbu... Dan senyuman tetap terlukis wajah nan ayu... Menyiratkan hasrat yang berselimut rindu...

Di Balik Cahaya

Gelap... Namun itulah yang membuat nyaman... Berada di balik tabir... Agar hanya bayangan yang terlihat... Menyembunyikan sejuta kerinduan.. Menyamarkan beribu perasaan... Dan di balik cahaya... Aku dapat melihat semua tanpa siapapun yang harus tau keberadaanku...

Rona Sang Jingga

Langit begitu menantikan jingga yang menawan... Malu-malu dalam menyambut kehadiran sang penutup petang... Rona merah jambu bertemu menghadirkan semburat keindahan penuh cinta... Sepasang mata bercahaya rindu menyambut malam dengan penuh kehangatan...

Belenggu Hati

Belenggu apakah ini Yang erat tak bercelah untuk diuraikan... Aroma khas Melati pun... Tak mampu menembusnya... Hingga pedang sang Arjuna Tak dapat menampik kerasnya gembok yang mengunci jiwa... Jiwa yang penuh kesunyian...

Belenggu Rindu

Belenggu apakah ini Yang erat tak bercelah  Yang pekat tak terurai... Aroma kesunyian tak terbendung... Tak menampik kerasnya gembok yang mengunci jiwa... Jiwa yang penuh kesunyian... Belenggu apakah ini Hingga kerinduan pun terkurung waktu Membuat penjara tersendiri di dalam raga yang sunyi... Aroma pilu dari rindu mengalahkan melati yang bersemi di pagi hari... Dan kumbang pun tak dapat menghidu aromanya... Karena kembang yang indah tak membuka belenggunya... Wahai hati yang berselimut rindu masihkah dia kau peluk erat? hingga dekap tak berjarak hingga jejak tak beranjak mengait asa membilang rasa

Awan

Tak perlu menyeru pada angin... Dia hanya akan berkeliaran sesukanya... Tanpa ada yang menggerakkannya... Angin kecil tetaplah angin tanpa daya apapun... Dan kau... Kau hanya akan terdiam di sana melihat sang awan.. Yang tak kunjung beranjak untuk menyelimutiku...

Di Balik Awan

Dan biarpun mata-mata yang haus akan cinta terus mencari... Aku kan terus bersembunyi di balik awan... Hingga angin cinta yang menyibakkan kumpulan sang putih itu.. Dan kau pun dapat melihat seperti apa rupaku...

Senja dan Cinta

Senja ini begitu indah... Dengan jingga yang tegas mengukir langit... Membuat mata tak lepas menatap.. Hingga tak ingin gelap menjelma... Tetaplah disini... Indah menemani... Dengan raut cinta yang membuat hati selalu ingin menari...

Ilusiku

Hati tak secerah pagi... Senyum tak sehangat mentari... Saat ku tau semua hanya ilusi... Yang selalu bermain dalam benakku... Namun tak pernah hadir dalam nyataku...

Puisi Senja

Senja seakan sendu... Seolah linglung dengan warnanya... Entah ia ragu... Atau memang sedang tak bersemangat untuk menunjukkan keindahannya... Hingga kesenduan... Berubah gelap... Dan menanti harapan dari sang bintang...

Langkah...

Takut melangkah... Bukan berarti tak ingin melangkah... Takut membuka hati... Bukan berarti tak ingin membuka hati... Semua hanya butuh waktu... Waktu yang membawa hati agar kembali terbuka dengan sendirinya…

Tenanglah...

Langit malam seakan berkata... Wahai jiwa yang sedang dalam penantian... Tenanglah... Malam masih panjang untuk kau meliburkan penatmu... Sebelum kau merajut kembali harapanmu saat sinar mentari muncul lagi...

Pagi...

Pagiku indah... Saat melihat birunya langit... Dan putihnya awan yang cerah... Senjaku menakjubkan... Saat jingga menghiasi langit.. Dengan semburat sinar mentari... Yang membuat siapapun yang melihatnya akan selalu jatuh cinta... Dan Tuhan… Kau membuat semua warna itu semakin indah....

Sudahlah...

Sudahlah... Tak ada gunanya kau tahan lelahmu... Sementara tak ada yang memperdulikanmu... Istirahatlah..hati... Masih ada hari esok yang indah... Yang sayang jika rusak oleh kecewamu malam ini...