Skip to main content

Kehidupan



Mereka yang berada di luar sana
dengan kulit yang terbakar terik mentari
dan peluh yang menyucur di sekujur tubuhnya
membasahi helaian kain yang menutupi tubuh mereka
Namun sesekali masih terlihat goresan senyuman
yang terukir di wajah-wajah lelahnya

Iba hati seringkali terbesit dalam benak
Namun di sebalik rasa iba
muncul juga rasa malu pada diri sendiri
mereka yang dengan begitu kerasnya menjalani hidup
masih dapat tersenyum
walau begitu banyak masalah yang menghampirinya

Saat kita sudah berada di atas
mungkin mereka hanya akan tunduk dan hormat pada kita
Namun apakah kita juga merasakan
posisi kita yang sedang dihormati
terkadang belum tentu lebih tinggi derajatnya dari mereka yang selalu menghormati

Mereka bisa saja mengatakan
"Selamat Pagi, Pak"
atau "Selamat Sore, Bu"
Namun pada saat mereka mengerjakan hal-hal yang ringan menurut kita
apakah kita mampu dan mau melaksanakan itu seperti mereka?

Kita terkadang sering berbohong pada diri kita sendiri
Apa yang terucap di bibir
Belum tentu ada di hati
Dan... Belum tentu juga dipikir secara matang oleh logika kita

Hidup memang terkadang aneh
Terkadang juga lucu
Terkadang membuat tangis
Namun juga membuat tawa
Namun itulah hidup
Tidak semuanya mudah untuk dijalani
Namun juga tidak harus selalu dibawa sulit untuk dinikmati

Berdampinganlah dengan mereka yang sedang susah
Agar kita tau apa artinya susah
Duduklah dengan mereka yang sedang tertawa
Walau hanya ada sepotong roti untuk dimakan satu keluarga
Agar kita tau apa artinya kebahagiaan

Comments

Popular posts from this blog

Hujan

Rinai hujan masih membasahi rerumputan yang mulai menguning Kering karena terik yang membuat tanah seakan dahaga akan kesejukan banyu yang menyegarkan Aroma embun masih segar terasa Menyeruak masuk hingga ke dalam aortaku Tenang... Damai... Kututup mataku menikmati anugerah Tuhan yang begitu indah Mengistirahatkan kepenatan dalam benak yang berkecamuk Mengukir senyuman di balik rindu akan cinta yang belum menampakkan dirinya

Ibu

Terngiang aku pada masa-masa polosku Di saat hati belum tersentuh dengan kata jatuh cinta Dan seluruh rasa dalam hati hanya ada untuk mereka yang selalu ada untukku Ku lihat ia dengan wajahnya yang sedikit mengeriput Kulit yang termakan waktu Hingga mengharuskan kata mulus harus menyingkir dari dirinya Namun senyuman itu Tak pernah luput walau harus menahan sakit dan menghela penat yang bersarang di tubuhnya Seketika air mata menetes  Mengingat kata-kata indahnya dahulu Saat aku bersandar di pangkuannya Dan ia pun membelai lembut rambut panjangku Saat aku merasa khawatir Takut menyelimuti  jika orang yang saat itu ada di depanku harus pergi selamanya dan dengan senyuman terindah ia berkata "Kami akan terus bersamamu, nak... Akan terus mendampingimu di setiap langkahmu... Hingga suatu saat... Akan hadir seseorang  Yang akan menggenggam tanganmu dan akan meneruskan tanggung jawab kami  untuk selalu mendampingimu Menjagam

Fatamorgana Kehidupan

kata manis tak berujung janji-janji meniup debu asa yang tak berarti dimana ada jalan sepi yang riuh disana pula kobar gemuruh menguak pilu gonjang ganjing mulut pesimis yang optimis menyusun kursi-kursi kehidupan yang fana menyiram rerumputan yang kecil lalu mengobarkan bara dalam semak yang belukar asap-asap picik kehidupan penuh tipu daya seolah tak hiraukan hembusan angin segar dari pegunungan ah... fatamorgana kehidupan yang naif menggunjing nasib anjing di rumah mewah namun tak hiraukan kucing-kucing kelaparan di tepi jalan setan teriak setan namun malaikat hanya dapat duduk menonton tak berdaya... inilah dia dunia yang penuh skenario seperti dalam drama....