Skip to main content

Ibu



Terngiang aku pada masa-masa polosku
Di saat hati belum tersentuh dengan kata jatuh cinta
Dan seluruh rasa dalam hati
hanya ada untuk mereka yang selalu ada untukku

Ku lihat ia dengan wajahnya yang sedikit mengeriput
Kulit yang termakan waktu
Hingga mengharuskan kata mulus harus menyingkir dari dirinya
Namun senyuman itu
Tak pernah luput
walau harus menahan sakit
dan menghela penat yang bersarang di tubuhnya

Seketika air mata menetes 
Mengingat kata-kata indahnya dahulu
Saat aku bersandar di pangkuannya
Dan ia pun membelai lembut rambut panjangku

Saat aku merasa khawatir
Takut menyelimuti 
jika orang yang saat itu ada di depanku harus pergi selamanya
dan dengan senyuman terindah ia berkata
"Kami akan terus bersamamu, nak...
Akan terus mendampingimu di setiap langkahmu...
Hingga suatu saat...
Akan hadir seseorang 
Yang akan menggenggam tanganmu
dan akan meneruskan tanggung jawab kami 
untuk selalu mendampingimu
Menjagamu... 
dan sudah pasti akan selalu menyayangimu
walau tidak seperti kami menyayangimu
namun Ia akan menjadi pengganti kami untuk selalu setia di sampingmu"

Kisah ku mungkin tak sepahit yang telah ia lalui 
Namun kepahitan kisahku selalu ditelannya dengan manis
Walau pedih...
Namun ia selalu tersenyum dan menyemangatiku

Ibu...
Akan kah ada seseorang yang cintanya sama seperti mu
Yang akan selalu menyayangiku dan menjaga ku 
Selayaknya kau menyayangi dan menjagaku sejak aku lahir ke dunia ini

Ibu...
Kau lah wanita terhebat yang aku punya...
Kau lah malaikat terindah yang selalu menjagaku
Dan selalu menjadi jimat terampuh dalam setiap langkahku

Aku selalu menyayangimu...

Comments

Popular posts from this blog

Hujan

Rinai hujan masih membasahi rerumputan yang mulai menguning Kering karena terik yang membuat tanah seakan dahaga akan kesejukan banyu yang menyegarkan Aroma embun masih segar terasa Menyeruak masuk hingga ke dalam aortaku Tenang... Damai... Kututup mataku menikmati anugerah Tuhan yang begitu indah Mengistirahatkan kepenatan dalam benak yang berkecamuk Mengukir senyuman di balik rindu akan cinta yang belum menampakkan dirinya

Fatamorgana Kehidupan

kata manis tak berujung janji-janji meniup debu asa yang tak berarti dimana ada jalan sepi yang riuh disana pula kobar gemuruh menguak pilu gonjang ganjing mulut pesimis yang optimis menyusun kursi-kursi kehidupan yang fana menyiram rerumputan yang kecil lalu mengobarkan bara dalam semak yang belukar asap-asap picik kehidupan penuh tipu daya seolah tak hiraukan hembusan angin segar dari pegunungan ah... fatamorgana kehidupan yang naif menggunjing nasib anjing di rumah mewah namun tak hiraukan kucing-kucing kelaparan di tepi jalan setan teriak setan namun malaikat hanya dapat duduk menonton tak berdaya... inilah dia dunia yang penuh skenario seperti dalam drama....